Benjamin Netanyahu
SELAMA ini Jerman merupakan salah satu sekutu kuat yang dimiliki Israel di Dunia Internasional. Namun saat ini hubungan kedua negara merenggang bersamaan dengan perubahan sikap negara-negara Eropa yang lebih tegas kepada Israel.
Dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Nopember lalu, Jerman memilih abstain terhadap proposal Palestina yang menginginkan negaranya mendapat status negara pemantau non-anggota di PBB. Tindakan Jerman tersebut mengecewakan pihak Israel yang berharap Jerman menolak proposal Palestina itu.
"Saya kira tak layak apabila menyembunyikan kekecewaan saya terhadap posisi abstain Jerman di PBB bulan lalu," ujar Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, dalam kunjungannya ke Jerman untuk menemui Kanselir Jerman Angela Merkel. "Saya pikir Kanselir Merkel merasa tindakannya tersebut akan memperkuat proses damai. Tetapi justru yang terjadi saat ini adalah sebaliknya," kilah Netanyahu, seperti dikutip Associated Press, Kamis (6/12). Sebagai balasan atas kemenangan Palestina di PBB itu, Israel mengumumkan pihaknya akan membangun 3.000 unit pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Israel berencana akan membangun pemukiman tersebut di wilayah E1 yang dianggap terlarang oleh negara-negara Barat. Pembangunan di wilayah E1 akan memisahkan kota Jerusalem timur dengan wilayah Tepi Barat lainnya, membuat solusi dua negara yang berusaha dicapai oleh negara-negara Barat tidak dapat dijalankan. Tindakan Israel tersebut menimbulkan kemarahan di Eropa. Beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Inggris memanggil Duta Besar Israel untuk memberikan protes resmi. Jerman walaupun tidak setegas Prancis dan Inggris juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Israel itu. "Tindakan Israel tersebut menunjukkan mereka tidak siap untuk melakukan negosiasi damai," ungkap juru bicara Kanselir Merkel, Steffen Seibert. Banyak pihak menyatakan Merkel seringkali dipusingkan oleh sikap enggan Israel untuk melakukan negosiasi damai. Selama ini Jerman merupakan pendukung kuat Israel akibat perasaan bersalah bangsa tersebut atas terjadinya peristiwa holocaust. Namun banyak pengamat memperkirakan dukungan terhadap Israel akan menurun di Jerman setelah generasi Perang Dunia II di Jerman tidak lagi memegang pemerintahan di negara itu. Generasi baru di Jerman dianggap tidak terlalu merasa terikat dengan Perang Dunia II, temasuk juga di dalamnya peristiwa holocaust yang menjadi dasar hubungan Jerman-Israel. |
Posting Komentar